RSS

Islam di Republik Irlandia

Republik Irlandia
Pada 29 Desember 1937, perjanjian yang mengakui kemerdekaan Republik Irlandia ditandatangani oleh pemimpin Irlandia Selatan dan pemerintah Inggris. Namun, dengan alasan tengah berlangsungnya Perang Dunia II, Inggris tidak melaksanakan isi perjanjian tersebut. Setelah perang berakhir, pada tahun 1949, rakyat Irlandia selatan yang mayoritas Katolik, mengumumkan secara resmi kemerdekaannya dari Inggris. Kemerdekaan ini berhasil dicapai setelah rakyat Irlandia selama delapan abad berjuang melawan Inggris.
Data Seputar Republik Irlandia

Ibu kota
Dublin
53°26′ LU 6°15′ BB
Bahasa resmi Irlandia, Inggris
Pemerintahan
Presiden Taoiseach Demokrasi parlementer Mary McAleese
Brian Cowen Kemerdekaan
- Proklamasi
- Diakui Dari Britania Raya
21 Januari 1919
6 Desember 1921 Wilayah
- Total
- Air (%)
70.273 km² (ke-117)
2% Penduduk
- Perk. 2007
- Sensus 2006
- Kepadatan
4.339.00 jiwa
4.239.848 jiwa
60,3 jiwa/km² (ke-139) PDB (PPP)
- Total
- Per kapita perk. 2006
US$177,2 miliar (ke-50)
US$45.600 (ke-8) PDB (nominal)
- Total
- Per kapita perk. 2006
US$202,9 milyar (ke-30)
US$50.150 (ke-5) Mata uang Euro (EUR) Zona waktu
- Musim panas (DST) UTC
UTC+1 TLD internet .ie Kode telepon +353 1. Mata uang sebelum 1999 ialah Pound.
Agama, 0,106 Islam, 3,591 Kristen Katholik, 0,126 Protestan, 65 lainnya.



Peta Republik Irlandia yang menunjukkan county. Republik Irlandia
1. Dublin
— Kota Dublin
— DĂșn Laoghaire-Rathdown
— Fingal
— South Dublin
2. Wicklow
3. Wexford
— Wexford (Borough)
4. Carlow
5. Kildare
6. Meath
7. Louth
— Drogheda (Borough)
8. Monaghan
9. Cavan
10. Longford
11. Westmeath
12. Offaly
13. Laois
14. Kilkenny
— Kilkenny (Borough) 15. Waterford
— Kota Waterford
16. Cork
— Kota Cork
17. Kerry
18. Limerick
— Kota Limerick
19. Tipperary
— North Tipperary
— South Tipperary
— Clonmel (Borough)
20. Clare
21. Galway
— Kota Galway
22. Mayo
23. Roscommon
24. Sligo
— Sligo (Borough)
25. Leitrim
26. Donegal



Sejarah Masuknya Islam di Irlandia
Menurut Friday's Irish Times, Muslim masuk di Negeri itu di tahun 1950 yang dibawa oleh kelompok Muslim pendatang (Turkish). Umumnya, mereka sedang melanjutkan sekolah di Universitas Irlandia. Karena tidak ada masjid di Dublin pada waktu, para siswa --kebanyakan dari Asia dan Timur Tengah-- melakukan shalat Jumatdi rumah-rumah di hal atau aula yang telah disewa.
Dengan bantuan keluarga Raja Faisal dari Saudi Arabia, Muslim Irlandia kemudian membuka masjid pertama yang juga menjadi Islamic Centre di Harrington Street Dublin tahun 1976.
Tanah dan bangunan menjadi kian sempit setelah makin banyaknya para muallaf. Maka tahun 1983, sebuah bangunan gereja yang mati di Jalan Lingkar Selatan, Dublin dibeli dan diubah menjadi masjid yang kini dikenal dengan Dublin Mosque. Tahun 1996, Pusat Kebudaan Islam di Clonskeagh dibuka. Termasuk membuka sekolah Islam, yang dibiayai oleh pengusaha asal Dubai, Syeikh Hamdan Rashid Al-Maktoum.
Akan tetapi ada yang menyebutkan bahwa Kesultanan Utsmani telah memasuki wilayah Irlandia yang sedang mengalami kelaparan tahun 1845. meski sangat memungkinkan bahwa Islam sudah lama berinteraksi dengan masyarakat Irlandia sebelumnya. Namun hal ini bisa dijadikan dasar bahwa pembawa Islam pertama kali ke Irlandia adalah muslim Turki.
Dalam ontology sejarah Islam Eropa Republika, awalnya Islam di Irlandia dihadapkan pada larangan akan eksistensi mereka oleh pemerintah setempat. Hal ini disebabkan karena semakin berkembangnya agama tersebut akibat adanya gelombang emigrasi dari negeri-negeri Afrika yang sedang didera peperangan, sehingga mereka merasa akan adanya ancaman dari Islam.
Beberapa kali pemerintah sempat berusaha mengusir mereka. Diantaranya mereka membuat pilihan kepada para Imigran muslim untuk pergi ke kampung halamannya dan dihadapkan pada peperangan dan pembunuhan atau mereka menyebar ke seluruh penjuru Irlandia agar tidak memunculkan suatu komunitas Islam di Irlandia.
Tapi kebijakan tersebut ditolak baik oleh pihak muslim dan mereka mendapat dukungan dari empat uskup Katholik kepada orang-orang Islam untuk tetap tinggal di tempat mereka tinggal sekarang. Karena keempat uskup tersebut tidak membiarkan mereka untuk menyebar ke seluruh penjuru Irlandia, apalagi kembali ke negeri asalnya karena akan berhadapan dengan penahanan bahkan pembunuhan.
Berkat dukungan tersebut akhirnya eksistensi Islam diperbolehkan di Irlandia, bahkan mereka diakui oleh pemerintahan Irlandia sehingga sekarang Islam menjadi agama terbesar ketiga di negara tersebut.

Kehidupan Masyarakat Muslim Irlandia
Seperti negara-negara Eropa lainnya, Irlandia juga termasuk dalam kelompok negara sekuler. Dan permasalahan ini selalu menjadi topik yang menarik untuk diangkat jika harus bersentuhan dengan agama Islam.
Sebagai muslim tentu mereka ingin menunjukkan identitas dirinya, selain sebagai symbol kepatuhan kepada ajaran Tuhannya. Tetapi bagaimana jika hal itu berlawanan dengan peraturan pemerintahan yang berlaku? Dan hal ini terjadi pada muslim yang berdomisili di kawasan benua Eropa, termasuk Irlandia.
Masalah jilbab adalah masalah yang paling disorot oleh masyarakat non-muslim Eropa. Boleh tidaknya jilbab dikenakan di sekolah-sekolah sedang menjadi perdebatan hangat di tengah masyarakat Irlandia. Perdebatan ini dipicu oleh permintaan seorang kepala sekolah kepada departemen pendidikan Irlandia akan membuat peraturan resmi untuk semua sekolah di negeri itu.
Pro kontra masalah jilbab ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika tidak dibesar-besarkan oleh media setempat. Yang ikut merasakan dampaknya adalah keluarga Liam Egam, karena pro kontra ini berawal ketika anak perempuannya bernama Shukaina Egam ingin mengenakan jilbab ke sekolah.
Keinginan Sukhaina berjilbab tidak mengalami kendala, setelah pihak manajemen sekolah Gorey Community School in Wexford, dekat Dublin mengizinkan Sukhaina mengenakan jilbab di lingkungan sekolah, seperti kebanyakan sekolah menengah di Irlandia pada saat itu yang membolehkan siswi muslimahnya berjilbab asalkan warnanya sesuai dengan seragam sekolah.
Namun, kepala sekolah Sukhaina malah mempertanyakan tentang izin berjilbab itu ke Departemen Pendidikan dan meminta departemen pendidikan membuat aturan resmi yang berlaku di seluruh sekolah di Irlandia. Departemen Pendidikan Irlandia menyatakan masalah jilbab diserahkan pada kebijakan sekolah masing-masing.
Selain jilbab, bersentuhan dengan muhrim juga sempat membuat komunitas muslim Irlandia gempar. Seperti yang menimpa seorang imigran muslim dari Somalia yang bekerja sebagai karyawan di Irlandia, Ali Nur Ahmad Syaikh, tidak diberi gaji lantaran menolak berjabat tangan dengan tuannya yang bukan mahram. Dalam wawancara dengan majalah Sunday Time, tuannya (yang enggan disebut namanya) mengatakan, “Saya memberikan gaji tersebut kepada orang lain, karena Ahmad Syaikh tidak mau berjabat tangan denganku.”
Ahmad Syaikh sendiri menyatakan, sebelumnya ia telah meminta izin kepada panitia penyerahan gaji untuk tidak berjabat tangan tatkala penyerahan gaji. Ia beralasan tuannya adalah wanita, sementara ia tidak berjabat tangan dengan wanita. Menurutnya, panitia telah mengabulkan permintaannya. Namun, lima menit sebelum diumumkannya pembagian gaji, namanya tidak tercantum dan gajinya diberikan kepada orang lain.
Menanggapi kasus ini, bendahara umum Majelis Ulama di Irlandia, mengatakan, “Saya tidak percaya bila ada permasalahan lain selain karena menolak berjabat tangan. Benar, sebagian kaum muslimin ada yang menolak untuk berjabat tangan dengan para wanita. Akan tetapi, mayoritas kaum muslimin di Irlandia menerimanya.” Ia juga menjelaskan, dalam waktu dekat Majelis Ulama dan panitia penyerahan gaji akan berkumpul guna menangani kasus seperti ini.
Sekolah-Sekolah Islam di Irlandia

Di Irlandia terdapat beberapa sekolah yang khusus mengajarkan tentang Islam, baik pengajaran al-Qur'an maupun bahasa Arab untuk anak-anak muslim di sana.. Sekolah-sekolah itu antara lain: Pertama, Al-Falah Islamic School di Dublin. Kelas itu dibuka pada Jumat dan Sabtu setiap minggunya. Kedua, The Sunday Madrasa di Dublin Mosque and Islamic Centre. Ketiga, Nur Al-Huda Quran'ic School di Dublin. Kelas ini dibuka tiga kali seminggu, yaitu Jumat, Sabtu, dan Minggu. Keempat, The Libyan School di Dublin. Sekolah ini terdiri dari imigran-imigran muslim Libya. Sekolah ini mengikuti kurikulum yang diterapkan di Libya. Sekolah ini dibuka untuk anak-anak muslim Libya dan negeri-negeri Arab lain. Kelasnya dibuka pada Sabtu dan Minggu setiap pekannya. Kelima, There are a number of schools over weekends, which are attached to the Mosques in Galway, Cork, Limerick, Cavan, Waterford, Ballyhaunis, Belfast and other places.
Komunitas Muslim Irlandia
Sebagai minoritas, kaum muslimin di Irlandia tentunya memutuhkan perlindungan, baik secara moral maupun secara hukum. Dan kebutuhan inilah yang mendorong mereka membentuk suatu komunitas atau lembaga keagamaan yang dapat menjaga kelangsungan kehidupan mereka.
Berbeda dengan negara-negara yang mayoritas masyarakatnya muslim, di Irlandia tidak banyak tempat yang mereka gunakan untuk mendirikan kantor-kantor kelembagaan Islam. Untuk menyiasatinya mereka memaksimalkan fungsi masjid sebagai pusat keislaman, seperti kembali pada zaman Rasulullah. Di antara msjid-masjid yang dijadikannya pusat-pusat kajian serta perkumpulan adalah:
1. Islamic Cultural Centre of Ireland (Sunni Muslim), di Clonskeagh, Dublin. Imam: Sheikh Hussein Halawa
2. Dublin Mosque (diuruskan oleh Islamic Foundation of Ireland) di South Circular Road. Imam: Sheikh Yayha Al Hussein; Pengarah: Dr Nooh al-Kaddo
3. Supreme Muslim Council of Ireland: Sheikh Shaheed Satardien
4. Muslim Council of Ireland
5. Muslim Association of Ireland, Pengarah Eksekutif: Dr. Khaled Suliman
6. Belfast Islamic Centre, didirikan pada 1977.
7. Ahlul Bayt Islamic Centre (Shi'a Muslim), di Milltown, Dublin; dan
8. Ahmadiyya Muslim Mosque di Wellpark Grove, Galway. Diuruskan oleh Galway Islamic Society
9. Pada tahun 2003, Islamic Cultural Centre dan Foras na Gaeilge bergabung tenaga untuk menterjemah Al-Quran kepada bahasa Irish untuk pertama kalinya.
Pada September 2006 sebuah organisasi payung, Irish Council of Imams, telah ditubuhkan. Organisasi ini mewakili 14 imam-imam dalam Ireland, daripada kedua-dua kebudayaan Sunni dan Shia. Ia di pengerusikan oleh Imam Hussein Halawa (Islamic Cultural Centre of Ireland), dan naib pengerusinya ialah Imam Yahya Al-Hussein (Islamic Foundation of Ireland), dan setiausaha agungnya ialah Ali Selim
Mosque and community center in Dublin.
Source:
Islamic Foundation of Ireland
163 South Circular Road
Dublin-8
Ireland.
Tel: (353-1) 453 3242
Fax: (353-1) 453 2785

Embassy of The Republic of Ireland
Jl. Tarogong Raya No.33 Jakarta, Indonesia
Telp = 021 - 769 5142
Fax = 021 - 769 5142

Cork Muslim Women's Group

Seperti umumnya wanita-wanita lain, muslimah Irlandia juga memiliki komunitas tersendiri. Mereka adalah muslimah yang tinggal di Irlandia dan berpusat di Cork. Komunitas ini tidak didirikan untuk ajang perkumpulan semata melainkan juga bermisi menghidupkan Islam dan menjalin kekerabatan dengan masyarakat non-muslim. Banyak aktifitas yang dilakukan oleh wanita-wanita muslim irlandia, diantaranya seperti ziarah ke Blarney Castle atau Fota Wildlife Park. Selain itu mereka juga sering menggelar event-event semacam dialog public, seperti yang pernah digelar pada bulan April 2007. Yaitu “Dialog Lintas Kepercayaan” antara Sheik Abdur Raheem Green dan Fr Sean O'Sullivan.
Selain itu ada events terbaru erupa kursus motivasi bagi muslimah Irlandia yang digelar pada Sabtu, 26 April 2008 di Masjid Cork (Cork Mosque). Ada juga seminar “Muslim Women in Cork – Who are we?” pada Minggu, 27 April 2008 di Parnell Room, Victoria Hotel, Cork. Acara ini dibuka untuk umum. Bila ada keperluan, kita bisa menghubungi:
Email: corkmuslimwomensgroup.com
Phone or Text: 086-3795081
Makanan Halal

Di dalam Islam ada larangan bagi pemeluknya untuk memakan makanan yang tidak halal, seperti bangkai, darah, daging babi, serta daging yang disembelih tidak atas nama Allah SWT. Selain itu minuman-minuman yang beralkohol juga merupakan larangan untuk dikonsumsi. Hal ini dipahami betul oleh masyarakat muslim Irlandia sehingga menginspirasi untuk mendirikan toko dan rumah makan yang khusus menjual makanan halal. Di antara toko dan restauran yang menjual makanan halal di antaranya:
Halaal Food Stores Clonskeagh Mosque Shop
1. 19 Roebuck Road, Clonskeagh,
Dublin 14. Ireland
Tel: +353-1-260 3721 SCR Mosque Shop
2. 163 South Circular Road,
Dublin 8, Ireland
Tel: +353-1-453 3242
3. South Richmond Street
Dublin 2
Asia Market
4. Mary Street
Dublin 1

Halaal Restaurants
1. 19 Roebuck Road Clonskeagh,
Dublin 14, Ireland SCR Mosque Restaurant
2. 163 South Circular Road,
Dublin 8, Ireland
Iskander's Kebab House
3. Dame Street,
Dublin 2, Ireland Sultan Kebab House
4. George's Street,
Dublin 2, Ireland



Kesimpulan
Melihat latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat muslim Irlandia saat ini adalah hampir tidak ada yang istimewa dibanding dengan latar belakang dan kehidupan muslim di belaan dunia lain. Kecuali pergesekan muslim dengan kebijakan pemerintahan dan toleransi uskup Katholik yang mungkin agak janggal.
Namun jika kita amati lebih lanjut, pergesekan muslim, yang notabene minoritas di negeri tersebut, agaknya wajar jika ada beberapa aspek kebijakan yang bertentangan dengan mereka. Hal ini bisa kita bandingkan pula dengan kebijakan yang ada di Indonesia kepada minoritas non-muslim. Eksistensi Kong Hu Cu sempat menjadi polemik di antara pemerintah, masyarakat dan pemeluk Kong Hu Cu sendiri. Puluhan tahun mereka terasing dan tidak diakui sebagai agama dan memaksa mereka untuk mencari kepercayaan baru yang sebenarnya tidak mereka kehendaki.
Dan toleransi menyelamatkan mereka sehingga diakuinya mereka menjadi agama di Indonesia setelah Abdurrahman Wahid menjadi presiden. Peristiwa ini hampir sama dengan kejadian yang menimpa muslim di Irlandia, kecuali muslim Irlandia didukung oleh uskup Katholik, sedangkan Kong Hu Cu Indonesia dibantu toleransi pemimpin negaranya.
Perihal pergesekan masyarakat muslim dengan penduduk setempat Irlandia, di sini orang-orang Islam telah menunjukkan kesetiaan mereka dengan ajaran agamanya serta telah menunjukkan identitasnya. Larangan memakai jilbab di sekolah ditanggapi dengan serius sehingga pemerintah menghargai kepercayaan muslim dengan tetap memperbolehkan memakai jilbab ke sekolah, akan tetapi warna jilbabnya harus menyesuaikan dengan seragam sekolah yang bersangkutan.
Begitupun yang terjadi dengan Akhmad Syeikh yang menolak bersentuhan kulit dengan wanita yang bukan muhrimnya, yang tak lain wanita tersebut adalah pimpinannya sendiri. Dan hal ini menyebabkan Akhmad Syeikh tidak menerima gajinya. Hal ini pun menjadi sorotan serius dari majelis ulama setempat. Namun sayang penulis tidak menadapat informasi lebih lanjut mengenai peristiwa tersebut.
Kesimpulannya, orang Islam telah menunjukkan identitasnya walaupun berada di lingkungan yang minoritas. Dan hal ini sangat berguna untuk membedakan mereka dengan yang lain (agamanya). Lihatlah terdapat toko-toko muslim yang menjual makanan dan minuman yang halal, dan juga restauran-restauran halal yang tersebar di beberapa tempat di Irlandia, terutama di ibukota.
Terakhir, atas keterbatasan informasi dan penulisannya kami mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya. Demikian pula dengan keterbatasan referensi karena sedikitnya tulisan yang berisi kondisi muslim Irlandia. Saran dan kritiknya tetap dinanti untuk perbaikan di masa mendatang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar