Pendahuluan
Dalam perjalanan sejarah, Peradaban Islam hampir-hampir menjadi agama yang mengsampingkan pemikiran, filsafat. Agaknya beruntung ketika Islam mulai menyentuh Persia, baik lokal maupun kulturnya. Dalam persetubuhannya dengan Persia, Peradaban Islam mulai mengenal indahnya pluralitas, yang darinya dapat saling tukar hasil budaya masing-masingnya.
Tak bisa dipungkiri bahwa Persia merupakan bangsa yang menjunjung tinggi akal. Dari sana kita bisa mengambil keuntungan berupa masuknya pemikiran-pemikiran atau dunia filsafat, terutama dariYunani. Para penerjemah mulai giat mengadopsi karya-karya filsafat Yunani. Dari sana, Peradaban Islam mulai mempelajari filsafat, meski pada awal perkembangannya sempat menjadi perdebatan.
Bahkan sebagian besar pemikiran Islam lahir dari tanah Persia, seperti Ibnu Sina, al-Farabi, dan Ibn Rusyd. Di zaman kontemporer kini pun kita masih bisa memetik buah pikir para pemikir Persia semacam Ali Syari’ati, Murtadha Muthahhari, dan Muhammad Hossein Nasr.
Pada kesempatan kali ini, saya akan mencoba menjelaskan sedikit tentang sejarah kemunculan dinasti-dinasti kecil yang pernah ada di Persia (Iran). Di antara dinasti-dinasti kecil itu adalah Dinasti Saffariyah, Dinasti Zand, Dinasti Qajar, dan Dinasti Syafawiyah. Sebetulnya masih ada beberapa dinasti-dinasti kecil lain yang pernah muncul di Persia, namun tidak dimasukkan dalam pembahasan ini karena dirasa keempat dinasti itu cukup mewakili dinasti-dinasti kecil lain yang tidak tercantum.
Dinasti-dinasti Kecil di Persia
1. Dinasti Saffariyah
Provinsi Sistan, bagian tenggara Iran atau perbatasan Iran dan Afghanistan, Khawarij membentuk gerombolan dan pasukan yang mampu menaklukkan ibukota. Ya’qub bin Lais As-Saffar menjadi penguasa. Sebagai trik politik, ia mengirim harta rampasan perang untuk mengelabui khalifah. Pada 867 telah menguasai Sistan dan Herat, bahkan Balkh, turkistan dan Sind dihadiahkan oleh Khalifah.
Kekuasaan Saffariyah dimulai tahun 861 M atau 247 H hingga tahun 1003 M atau 393 H. Pada tahun 865M/251H menguasai Zabulistan dan daerah Kabul-Bamiyan. Kirman diduduki akhir tahun 860-an M/250H, dan pada tahun 873M Yaqub menyerang Khurasan hingga Nirabus menggantikan kekuasaan Tahiri di Kaspia.
Saudaranya, Amr bin Lais, menggantikan pimpinan setelah berseteru dengan saudaranya Ali bin Lais ketik Yaqub meninggal dunia tahun 879M. Pada masanya Saffariyh mengalami puncak kejayaan sehingga Khurasan dan Rayy dihadiahkan oleh Khalifah Abbasiyah. Dinasti Saffariyah ini berakhir dengan kematian Khallaf setelah digempur Gaznawi pada tahun 1003M.
2. Dinasti Syafawiyah
Dinasti Syafawi berasal dari sebuah gerakan tarekat Safawiyah, berdiri pada waktu yang hampir bersamaan dengan Turki Utsmani. Nama Syafawiyah diambil dari nama pendiri tarekat tersebut, Safi al-Din.
Pada mulanya, gerakan tarekat ini bertujuan untuk memerangi orang-orang ingkar, termasuk ahli-ahli bid’ah. Pada perkembangannya, tarekat ini menjadi gerakan keagamaan yang berpengaruh besar di Persia, Syria, dan Anatholia. Pada mulanya ia hanya gerakan tasawuf murni. Lama kelamaan murid-murid tarekat Safawiyah berubah menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan, dan menentang setiap orang yang bermadzhab selain Syiah.
Kecenderungan memasuki politik ini mendapat wujud konkretnya pada masa kepemimpinan Juneid (1447-1460). Dinasti afawi memperluas geraknya dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan ini mendapat perlawanan dari penguasa suku bangsa Turki, Kara Koyunlu (Domba Hitam), yang berkuasa di daerah itu. Ketika Juneid kalah, ia mendapat perlindungan dari penguasa Diyar Bakr, AK-Koyunlu (Domba Putih), yang juga salah satu suku bangsa Turki.ia tinggal di Uzun Hasan yang ketika itu menguasai sebagian besar Persia.
Dalam pengasingannya, ia menghimpun kekuatan untuk kemudian beraliansi dengan Uzun Hasan. Ia juga mempersunting salah seorang saudara perempuan Uzun Hasan. Juneid terbunuh dalam serangannya ke Sircassia yang sebelumnya juga gagal dalam penyerangan Ardabil.
Kepemimpinan gerakan Syafawi baru diserahkan kepada Haidar pada tahun 1470 karena menunggu kedewasaannya.haidar menikahi putri Uzun Hasan yang darinya lahir Ismail, pendiri dinati Syafawiyah.
Kemenangan Ak Koyunlu tahun 1476 terhadap Kara Koyunlu memandang gerakan Syafawi yang dipimpin Haidar sebagai rival politik AK Koyunlu dalam meraih kekuasaan selanjutnya. Padahal sebagaimana telah disebutkan, Syafawi adalah sekutu AK Koyunlu. AK Koyunlu berusaha melenyapkan kekuatan militer dan dinasti Syafawi. Karena itu ketika Syafawi menyerang wilayah Sircassia dan Sirwan, AK Koyunlu mengirimkan bantuan militer untuk membantu Sirwan sehingga sukan Syafawi kalah dan Haedar terbunuh.
Ali, putra Haidar dintuntut pasukannya untuk menuntut balas atas kematian Haidar. Tetapi Ya;kub, pemimpin AK Koyunlu berhasil menangkap Ali bersama saudaranya Ibrahim dan Ismail dan ibunya di Fars selama empat setengah tahun (1489-1493. mereka dibebaskan oleh Rustam, putra mahkota AK Koyunlu, dengan syarat mau membantu membebaskan sepupunya. Ali kembali ke Ardabil setelah saudara sepupu Rustam dikalahkan. Namun selanjutnya Rustam berbalik memusuhi Ali bersaudara yang menyebabkan kematian Ali (1494).
Ismail naik menggantikannya meski baru tujuh tahun. Ia menyiapkan pasukannya selama tujuh tahun. Pasukan itu dinamainya Qizilbash (Baret Merah)
Di bawah pimpinan Ismail, tahun 1501 pasukan Qizilbash menyerang dan mengalahkan paukan AK Koyunlu di Sharur. Pasukan ini terus berusaha memasuki dan menaklukkan Tabriz, ibukota AK Koyunlu dan berhasil mendudukinya. Di kota ini Ismail menguasai Kota memproklamirkan diri menjadi khalifah pertama dinasti Syafawi, Ismail I.
Ismail I berkuasa selama 23 tahun, 1501-1524. sepuluh tahun pertama ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Dalam sepuluh tahun ia berhasil menguasai eluruh Persia dan bagian timur bulan sabit subur (Fertile Crescent). Ambisi politiknya juga mendorongnya untuk terus mengembangkan sayap kekuasaan ke Turki. Namun Ismail bukan hanya menghadapi musuh sangat kuat, tetapi juga sangat membenci golongan Syiah. Peperangan dengan turki Utsmani terjadi pada tahun 1514 di Chaldiran, dekat Tabriz. Nahas Ismail kalah sehingga Tabriz dikuasai Turki Utsmani. Beruntung sultan Salim segera kembali ke Turki karena terjadi konflik di kerajaannya.
3. Dinasti Zand (1750-1779)
Karim Khan Zand -suku yang rendah hati asal- menjadi salah satu jenderal pendahulunya, Nader Shah. Dalam kalut setelah Nader Shah mengalami pembunuhan pada 1747, Karim Khan menjadi kekuatan utama untuk penyaing kekuasaan. Karim Khan ikut serta dalam kontrol dari pusat dan bagian selatan Iran. Untuk menambah legitimasi kepada terhadap klaim, Karim Khan pada 1757 ditempatkan di atas takhta Shah Ismail III, cucu terakhir resmi raja Syafawiyah. Ismail adalah seorang raja boneka. Dia adalah seorang pemimpin yang menolak untuk menganggap judul shahanshah.
Tahun 1760 Karim Khan telah mengalahkan semua saingan dan mengontrol semuanya kecuali Khorasan Iran, di timur laut, yang diperintah oleh Shahrokh, orang buta, cucu Nader Shah. Karim Khan membawa kembali dari pengrusakan selama 40 tahun perang. Selain itu, ia mengorganiasasi kembali dengan sistem fiskal kerajaan, menghapus sebagian dari beban berat perpajakan dari pertanian kelas. Aktif pelindung dari seni, dia tertarik pada banyak ulama.
Karim Khan Iran juga membuka pengaruh asing untuk mengizinkan Inggris East India Company untuk membangun pos perdagangan di Bushire, di pelabuhan Teluk Persia (1763). Ia memajukan kebijakan dalam pengembangan perdagangan, tahun 1775-76 ia diserang dan diambil Basrah, pelabuhan Usmani di mulut Teluk Persia.
Perang sipil yang diikuti kematian Karim Khan hanya berakhir dengan pembentukan Qajar dinasti pada 1779 diikuti oleh konflik internal dan sengketa. Antara 1779 dan 1789 lima raja Zand memerintah sebentar. Dalam 1789 Lotf Ali Khan (memerintah 1789-94) menyatakan dirinya sebagai raja baru Zand. Ia mengambil tindakan untuk memberantas pemberontakan yang dipimpin oleh Agha Mohammad Khan Qajar yang dimulai pada saat kematian Karim Khan. Qajar memaksa Lotf Ali Khan untuk kalah dan akhirnya ditangkap di Kerman pada 1794.
Kekalahan menimbulkan dampak yang luarbiasa pada diri Ismail I. Ia leih sering menyendiri dan berbuat huru hara. Sehingga menibulkan persaingan segitiga antara pimpinan suku-suku Turki, pejabat Persia dan Qizilbash untuk memperebutkan Safawi. Konflik seperti ini masih terus berlanjut, kecuali ketika Abbas I, raja dinasti Syafawi kelima, naik tahta. Untuk meredam konflik, pertama, ia menempuh langkah membentuk pasukan baru yang terdiri dari budak dan tawanan perang untuk meredam dominasi Qizilbash. Kedua, membuat perjanjian damai dengan Turki Utsmani, meski harus menyerahkan Azerbaijan, Georgia, dan sebagian Luristan. Ia juga berjanji tidak akan lecehkan tiga khalifah pertama Islam (Abu Bakar, Umar, Ustman) alam khotbahnya. Sebagai jaminan, ia menyerahkan saudara sepupu, Haidar Mirza, sebagai tawanan di Istanbul.
Setelah kekuatannya pulih, ia berusaha merebut kembali daerah-daerah kekuasaannya yang sempat lepas dari tangan Turki Utsmani. Karena keberhasilannya merebut kembali daerah yang sempat direbut itu, Abbas I dinobatkan sebagai pemimpin dinasti yang paling jaya dibanding yang lainnya.
4. Dinasti Qajar (1785-1925)
Qajars adalah sebuah suku Turkmen yang lahir di tanah leluhur Azerbaijan, yang kemudian merupakan bagian dari Iran. Dalam 1779. Setelah kematian Mohammad Karim Khan, penguasa Dinasti Zand, sebelah selatan Iran, Agha Mohammad Khan, seorang pemimpin dari suku Qajar, ditetapkan untuk menyatukan kembali Iran. Agha Mohammad Khan mengalahkan banyak saingan dan membawa semua Iran di bawah aturannya untuk mendirikan dinasti Qajar. Pada tahun 1794 dia telah menaklukkan semua saingan, termasuk Lotf 'Ali Khan, yang terakhir dari Dinasti Zand. Agha Mohammad mendirikan modal di Teheran, sebuah desa di dekat reruntuhan kota kuno Ray (sekarang Shahr-e Rey). Tahun 1796 ia secara resmi diangkat sebagai penguasa.
Di bawah Fath Ali Shah, dinasti Qajar melakukan perluasan dari utara ke Kaukasus Mountains, sebuah kawasan bersejarah dan berpengaruh. Ketika Mohammad Shah meninggal, anaknya Naser-e-Din, menjadi yang paling berhasil untuk menjadi penerusnya.
Selama Naser o-Din Shah pemerintahan Barat berupa ilmu pengetahuan, teknologi, dan metode pendidikan yang diperkenalkan ke Iran dan negara modernisasi telah dimulai. Naser o-Din Shah mencoba memanfaatkan rasa saling curiga antara Inggris dan Rusia ke Iran. Tetapi gangguan asing meningkat dan gangguan teritorial di bawah aturan. Dia dikontrak besar pinjaman luar negeri untuk membiayai perjalanan pribadi mahal ke Eropa. Dia tidak mampu mencegah Inggris dan Rusia mempengaruhi wilayah tradisional Iran.
Mirza Taghi Khan Amir Kabir, adalah pengganti Nasser o-Din. Dengan kematian Mohammad Shah di 1848, Mirza Taqi bertanggung jawab untuk memastikan mahkota raja jatuh ke tangannya. Ketika Nasser o-Din berhasil naik takhta, Amir Nezam telah diberikan posisi perdana menteri dan dijuluki Amir Kabir, Great Jang
Salah satu prestasi besar Amir Kabir adalah bangunan Dar-ol-Fonoon, universitas modern pertama di Iran. Dar-ol-Fonoon didirikan untuk pelatihan kader baru administrator dan acquainting mereka dengan teknik Barat. Dia menyewa para pakar dari Barat untuk menjadi instruktur serta mengajar mata pelajaran yang berbeda seperti Bahasa, Kedokteran, Hukum, Georgrafi, Sejarah, Ekonomi, dan Teknik.
Pada bulan Oktober 1851 dia diasingkan ke Kashan, tempat di mana dia akan dibunuh.
Ketika Naser o-Din Shah dibunuh oleh Mirza Reza Kermani, anaknya Mozaffar o-Din menjadi penggantinya. Mozaffar o-Din Shah adalah seorang pemimpin lemah dan tak berguna. Royal dan tidak adanya penerimaan kian mempersulit masalah keuangan. Orang mulai menuntut kerajaan untuk membatasi kekuasaan dan pembentukan supremasi hukum sebagai kekhawatiran atas campur tangan asing, terutama Rusia. Namun, Mozaffar o-Din's putra Mohammad Ali Shah, dengan bantuan Rusia, berusaha untuk membatalkan konstitusi meniadakannya parlemen dan pemerintah.
Penutup
Demikian makalah ini saya buat dengan sebaik-baiknya. Tentunya masih banyak kekurangan yang perlu ditambah dan kesalahan yang perlu diperbaiki. Di sinilah perlunya kita mendiskusikan makalah ini. Harap maklum, terimakasih.
Daftar Pustaka
1. iranchamber.com
2. Dr. Badri Yatim, MA. Sejarah Peradaban Islam. 2005. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
3. John L Esposito. Ensiklopedi Oxford: Dunia Islam Modern. Jilid II. 2001. Bandung: Penerbit Mizan.
4. Dr. Abdl Chair, MA. Dkk. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam. t.t. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.
Dinasti-dinasti Kecil Persia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Hard Rock Hotel and Casino Las Vegas, NV - Mapyro
Find the cheapest and quickest 광주 출장샵 way to get from Hard 경산 출장안마 Rock 하남 출장안마 Hotel 천안 출장마사지 and Casino Las Vegas, NV to Hard Rock Hotel and Casino Las Vegas, NV. 대구광역 출장샵
Posting Komentar