RSS

Darussalam

Negeri Damai, Nyiur Melambai

Tiga tahun yang tak terlupakan, adalah tiga tahun di Darussalam. Masa terindah yang menyimpan beribu kenangan. Pahit manisnya tak kan terlupakan. Yang memberikan pada penduduk negerinya banyak masukan. Bukan harta memang, tapi hikmah dan pengetahuan. Sesuatu yang tak begitu banyak didapatkan di lain lembaga pendidikan.

Segala macam pengetahuan bisa kau dapatkan. Dan lebih utama, ialah akhlak yang mulia pun diajarkan. Bahkan menjadi salah satu pedoman. Sehingga penduduknya dikenal santun-santun dan sopan.

Pondok pesantren Darussalam, sebuah negeri yang damai dihiasi beribu dedaunan yang nyiur melambai. Terletak di desa Cidewa, Cijeungjing, Ciamis, tak membuatnya kecil hati. Meski jauh dari hiruk-pikuk keramaian, namun nama besarnya berkibar di penjuru negeri. Walau usianya sudah hampir menginjak angka delapan puluh tahun, tetapi masih kokoh berdiri.

Sudah jutaan santri dari penjuru Nusantara yang belajar di sana. Tak ada kata lelah baginya. Meski aku bukan yang terbaik di antara mereka, namun ia telah memberikan yang terbaik bagi santrinya. Tak dapat dihitung berapa alumninya yang berjaya karenanya.

Darussalam, negeri damai nyiur melambai. Meski aku jauh sekarang, bukan berarti aku lupa diri. Sepenuhnya aku menyadari, betapa kau bagian dari hidupku yang paling berarti. Tak satupun dapat menghalangi, untukku mengenang semua yang telah kulalui. Dan kau kan selalu di hati ...

Semua punggawa, Bapak Pengasuh dan keluarga, guru dan ustadz yang selalu setia membina, kawan-kawan seperjuangan yang senantiasa bersama dalam suka maupun duka, semuanya tak kan pernah dilupa.

Mungkin aku tak jarang mengecewakan kalian, menyakiti hati kalian, entah disengaja maupun tidak. Tapi aku senantiasa menyimpan kebaikan-kebaikan kalian. Bapak Pengasuh yang dengan sabar dan tulus membina kami sampai lulus, jasamu akan terus menemani langkah kami. Aku yakin, doanya selalu menemani perjalanan segenap alumni. Meski jarak memisahkan kita, tapi hubungan kita melekat dalam hati.

Segenap guru dan akang-akang yang mengajarkan kami mengaji, kalian pun telah menjadi bagian di hati kami. Jasa kalian masih erat mengalir dalam darah kami. Suara kalian saat mengajar, senyum kalian di hadapan kami, raut wajah kalian, bahkan raut wajah kekecewaan kalian saat mengajar, tak satupun luput dari ingatan. Nasihat kalian masih begitu jelas terdengar. Meski kami juga sadar, banyak dari ilmu yang sudah didapat betapa tidak diamalkan. Semoga Tuhan mengampuni keburukan kami, karena rahmat Tuhan senantiasa bersama kalian.

Kepada kawan-kawan seperjuangan, bayang kalian masih jelas terlintas berkelibatan. Satu per satu hadir dalam mimpiku, bagai malaikat yang setia menemaniku saat kesepian. Photo kalian masih kusimpan, kujadikan kenangan. Aku ingat betul betapa aku sering menyakiti kalian, baik lewat ucapan maupun perbuatan. Semoga kalian telah memaafkan semua kesalahan, sebagaimana aku memaafkan. Mungkin aku pernah berhutang, aku harap kalian sudah melunaskan (he ...2009x. nggak ketang, umpami abdi aya utang, nyarios wae, soalna urusan akhirat!).

Ceu yayah juga ma Iyah yang tak kenal lelah memasak untuk kami, meski kami lebih banyak merepoti, baik dari sikap kami maupun hutang-hutang kami. Kalian pun mendapat tempat tersendiri dalam buku catatan kami.

Semua santri Darussalam yang pernah mengenalku, mungkin dan aku pernah mengenal kalian, saya yakin hubungan kita masih tetap terjaga

Darussalam, jiwaku selalu merindukanmu, ketidakhadiranku bukan berarti aku melupakanmu. Terkadang ada hal di dunia ini yang tidak kita mengerti. Bahkan terlalu banyak duri yang menghalangi. Mungkin kau marah padaku, kecewa denganku, tapi hatiku selalu menyisakan tempat untukmu. Tanah damai, nyiur melambai. Jelas sekali lambaianmu menanti kehadiranku. Begitupun dengan kerinduanku akan di sampingmu. Tapi dunia ini belum menghendaki. Masih banyak yang harus kubenahi, setidaknya membawakan buah tangan untuk membalas budi. Aku sedang mencari buah tangan yang pantas untuk kuberi.

Salamku untuk semua. Kutunggu kabar kalian,,,

Kenangan:
 Aku masuk pertama kali tanggal 21 satu Juli. Aku yakin kalian yang pertama kali mengenalku, pasti masih mengingatku hingga kini.
 Diajar segala macam ilmu yang menurutku baru.
 Fanatisme pada klub sepakbola, mewarnai persabatan kita. Kau yang suka Roma, Inter, Juve, Arsenal, Milan dan lainnya, semuanya belum akan terlupa.
 Ketika kita naik pohon kelapa, untuk diminum airnya dan dimakan buahnya bersama-sama.
 Ketika mengikuti gerak jalan di alun-alun Ciamis, salah satu kenangan manis.
 Ketika membuat dokumenter.
 Masih tampak auranya waktu kita membuat dekorasi acara.
 Kang Badru dan teman-teman pengurus lainnya, terimakasih kerjasamanya.
 Kang Najiyullah, Kang Iweng, Kang Zou, Kang Dik2, yang membimbing kami di asrama. Maaf kabel antenanya kami potong untuk kepentingan kami.
 Suara motor Shogun dan F1 ZR masih terasa di telinga.
 Maaf pada teman yang dicebur karena poker, tetapi aku masih bisa selamat karena mungkin aku memegang poker.
 Yang pernah se kamar, ingatkah kalian?
 Abdul, betapa sering aku menyakiti lewat kata-kata. Kau termasuk orang yang mulia, semoga kaku membaca.
 Kau yang cantik, pasti sekarang masih cantik, mungkin bertambah cantik.
 Pasti masih melekat di otak kalian ketika kita makan sepiring berempat, entah di ma Iyah maupun ceu Yayah.
 Maaf pada yang sering aku takuti pake cicak. Blade si kucing.
 Oh ya, kita juga pernah nonton film di asrama bukan?? Segala macam film sudah pernah kita rasakan.
 Yang suka menempel potongan koran bergambar perempuan di pintu belakang.
 Kemudian tergelitik menyaksikan kiper Jepang yang unik.
 Pokeran maupun gaplekan tak hilang dari ingatan, bahkan mungkin paling sering terbayang, mukamu pernah kucoret dan badanmu kulepet.
 Uas semester ganjil aku disengat tawon karena ulah kita, hingga malamnya terpaksa melek maen gaplek karena tak tahan diejek.
 Oh ya, aku juga pernah ke Pangandaran diajak keluarga Akhunx, pulangnya nyewa film di ultra.
 Ke rumah syarief, makan bakar ayam dan ikan, berphoto di tempat semacam museum, iya ya?
 Estafet ngunjal kayu bakar, demi memikul nasi dari dapur.
 Kita juga pernah naik ke puncak Galunggung ya, hampir saja kulupa ...
 Aku juga masih ingat maen gaplek bertiga di malam tahun baru 2006 sampai siang, sehingga mendapat gelar M.Ag (Master Ahli Gaplek).
 Lagu-lagu PHB menemani permainan kita.
 Sudah kumaafkan kalian yang sering ngambil odol di lemari.
 Yang suka lagu Sistem of A Down, Linkin Park dan Nirvana.
 Kapan-kapan aku pengin makan nasi mergo lagi, kalau ada reuni kasih-kasih kabar yang sampai. Nasi mergo yang katanya mau jadi sponsor utama AS Roma.
 Yang habis pulang suka bawa buku bacaan dewasa juga ada.
 Oling, sudahkah kau mulai eling?
 Tobatlah kalian yang suka mengunci pintu kamar dari depan seolah kalian pergi mengaji padahal sembunyi. Beberapa kali aku juga pernah, he ...
 Terimakasih yang pernah kuhutangi uangnya.
 Menampar senior??? Prestasi tersendiri yang aku yakin belum ada yang bisa menyamakan.
 Satu semester sekali mendapat beasiswa kita makan bakso ayu.
 Darussalam memang memberikan segalanya, sehingga aku bisa maen poker, gaplek, bahkan gitar pun di sana. Terimakasih yang sudah mengajariku.
 Bau busuk taik ayam masih melekat di hidung waktu kami menikmati ayam bakaran Rudi di depan asrama.
 Masalah bakaran, aku pernah nggak kebagian ayam baker gara-gara nonton Chelsea di ceu yayah.
 Lari pagi juga menghiasi perjalanan kami, O’en, Iphey, Budut, Daenk (maaf kalau ada yang terlewat)
 Semoga kalian masih ingat penampilan band kita, meski aku membawakan lagu tak sebaik yang diharapkan, ditunggu kiriman rekamannya..
 SATAP kenangan terakhir kita.
 Dan ribuan kenangan yang tak dapat kusebutkan,,,

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam hangat
Salam Tegal
Aku juga merindukan saat-saat dulu, unforgettable!!!
ternyata dirimu bersembunyi disini...
dolano bos meng http://fuadinotkamal.wordpress.com

Posting Komentar